@Charles

Intelektual Muda, Natalis Pigay mengatakan, formulasi mengenai rasa satu bangsa, satu bahasa gencar sekali diutarakan. Namun, rasa nasionalisme yang muncul hanya sebagai nasionalisme personifikasi individu dan bukan kebersamaan.

"Jadi ketika suatu parpol A berbicara rasa nasionalisme yang dimunculkan itu bukan rasa nasionalisme cinta Indonesia. Namun yang ada hanya nasionalisme berbasis Soekarno, berbasis Soepomo, atau nasionalisme berbasis personifikasi individu lainnya," kata Natalis, Sabtu (27/10/2012).

"Tidak pernah dirancang sebagai nasionalisme suatu kesatuan. Ketika seorang Soekarno didewakan, maka yang muncul kelompok aliran trah Soekarno. Demikian nanti kalo muncul lagi trah Hatta, trah Gus Dur atau mungkin trah SBY juga. Karena itu wajar sekali sistem politik kita saja sudah menghambakan seseorang muncul," lanjutnya.

Natalis yang juga anggota komisioner Komnas HAM ini berpandangan, yang bisa membangkitkan semangat generasi muda adalah bantuan dari media massa atau pers. Namun media massa atau pers ini sekarang sudah banyak berubah dan sekarang justru banyak dikuasai oleh para politisi.